Foto Menteri Sosial Risma
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini naik pitam saat mendapati ada bantuan sosial (bansos) warga Tangerang yang dipotong oleh oknum pendamping.
Hal itu diketahui Risma saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua titik lokasi di Kota Tangerang. Ia menerima aduan warga bahwa ada pungutan Bantuan Sosial Tunai (BST) dan nilai Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau program sembako tidak sesuai ketentuan.
Baca Juga:
- Jokowi Buka Suara Soal Kritik dan Julukan dari BEM UI
- Penjualan Hewan Kurban di Tengah Pandemi Covid-19, Sepi Pengunjung
- Jokowi: Polri Harus Berwajah Ramah & Mengayomi Masyarakat
“Kamu dananya dipotong oleh siapa? Sebut namanya, jangan takut, ada polisi di sini yang siap menindaklanjuti,” ujar Risma pada penerima bansos di Karang Tengah, Kota Tangerang.
Salah seorang warga mengaku pernah dimintai Rp 50 ribu oleh oknum pendamping untuk mendapat BST dari Kemensos.
Sementara pada Bansos BPNT Risma mendapati ada nilai bahan pokok yang tidak sesuai dengan ketentuan, yakni kurang dari Rp 200 ribu.
“Kalau ada yang tidak jujur bahkan minta-minta kepenerima, jangan dikasih, bu. Kasih tahu saya, kantor saya di Salemba Nomer 28, atau kirim surat, biar langsung saya tindak,” tegas Risma.
Tidak hanya itu, Risma juga menemukan dugaan kecurangan oleh oknum pendamping penerima bansos seperti menyimpan kartu ATM dan pin ATM penerima bansos. Seharusnya, pin ATM itu hanya diketahui oleh pemeliknya saja yang juga sekaligus penerima bantuan.
“Ibu, ini saya kasih tahu kalua ATM, pin dan kartu sembako itu harus dipegang ibu sendiri, engga boleh disimpan oleh orang lain,” kata Risma.
Dalam masa penanganan pandemi Covid-19, Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki tiga program pemberian Bantuan Sosial, yaitu Bantuan Sosial Tunai (BST), Program Keluarga Harapan (PKH) dan kartu sembako Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Mengetahui hal tersebut, Risma merasa sangat kecewa karena penyaluran Bansos di Tangerang disalahgunakan dengan dimintai pungutan.