cabai jawa
Tukang jamu bersepeda itu menjadi langganan masyarakat di kawasan Kelurahan Utan Kayu Utara. Yuk Tarni, namanya. Dengan wajah sumringah, dia menawarkan jamu buatannya kepada masyarakat di sana.
Saban sore, perempuan berhijab yang sering mengenakan kaos panjang itu berkeliling kampung berdagang jamu buatannya sendiri yang menurut orang sekitar, khasiatnya sangat terasa. Salah satu bahan jamu yang digunakan oleh Yuk Tarni adalah Cabai Jawa.
Perempuan asal Solo, Jawa Tengah ini menggunakan cabai jawa dalam jamunya sebab dipercaya bermanfaat sebagai obat untuk mengobati flu, demam, dan masuk angin. Cabai jawa juga menjadi bahan utama jamu secara turun temurun sejak ibunya menjadi tukang jamu pada tahun 1980-an.
Melalui penjelasan ibunya, Yuk Tarni jadi tahu proses pembuatan jamu secara alami dan dia tahu khasiat-khasiat tanaman obat lainnya, terutama cabai jawa.
“Cabai Jawa, salah satu tanaman obat terpenting di Indonesia sebagai tanaman herbal, obat dan jamu,” ujar dia kepada reporter Mycity.co.id, Selasa (19/4/2022).
Yuk Tarni menerangkan berdasarkan pengalaman Ibunya yang juga sudah menggunakan cabai Jawa ke dalam ramuan jamunya lantaran memiliki manfaat untuk kesehatan.
“Karena itulah, demi menekuni warisan orang tua dalam usaha ini sayapun menggunakan cabai Jawa, sebagai salah satu komposisi atau bahan pembuatan jamu,” jelasnya.
Cabai jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia yang termasuk ke dalam jenis rempah. Cabai jawa berkerabat dekat dengan tanaman kemukus dan lada. Cabai jawa juga tercatat berkeluarga dekat dengan Piperaceae atau jenis sirih-sirihan.
Di Inggris, cabai jawa dikenal dengan nama Java Long Pepper. Sementara di Indonesia, terkenal dengan beberapa sebutan yakni cabai jamu, lada jawa, lada panjang dan cabai puyeng.
Orang Madura menyebutnya dengan sebutan cabe jharno, cabe ongghu dan cabe solah. Sementara masyarakat Sulawesi menamakannya dengan cabia dan cabian.
Baca Juga:
- Mencicipi Steak Ala Jawa di Solo
- Dikenal Sebagai Tumbuhan Liar, Ciplukan Ternyata Memiliki Segudang Khasiat
- Mengenal Sorgum, Alternatif Pengganti Nasi yang Kaya Manfaat dan Gizi
Orang Sumatera menyebutnya dengan cabai panjang. Masyarakat Sunda menyebutnya cabai Jawa. Masyarakat Jawa sendiri memberi nama cabean, cabe alas hingga cabe Jamu.
Secara morfologi, dalam penjelasan ilmiah cabai jawa merupakan tanaman terna atau tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu. Yang khas dari tanaman ini adalah batangnya yang menjalar dan bisa tumbuh 5 hingga 15 meter.
Cabai jawa juga memiliki buah dengan karakteristik ujung bebas membulat. Bentuknya memanjang dengan warna hijau untuk buah yang masih muda dan merah bagi buah yang telah matang. Susunan buahnya pun beruntai.
Sudah sejak lama dan secara turun temurun, masyarakat mengenal cabai jawa sebagai tanaman dengan berbagai manfaat. Buah cabai jawa digunakan sebagai campuran ramuan jamu.
Buah cabai jawa ini juga digunakan sebagai bahan pengobatan berbagai penyakit seperti masuk angin, flu, dan demam. Di Madura, tanaman ini digunakan sebagai penghangat badan yang dicampur dengan susu, kopi, atau teh.
Sementara itu, beberapa daerah lain di Indonesia menggunakan cabai jawa sebagai obat luar seperti penyakit reumatik dan penyakit beri-beri. Ada juga yang percaya khasiat cabai jawa bisa untuk mengobati tekanan darah rendah, sesak nafas, tekanan darah rendah, influenza, kolera, sakit kepala, hingga lemah syahwat.
Manfaat lain yang banyak dipercaya adalah cabai Jawa digunakan sebagai pengobatan dan penyembuhan penderita kencing manis.
Caranya, petik buah yang masih muda secukupnya dicuci bersih lalu dikunyah secara perlahan-lahan sampai benar-benar lumat dan ditelan bersama ampasnya.
Oleh sebab segudang khasiat dan manfaat tersebut, cabai jawa dijuluki sebagai harta karun tanaman obat indonesia. Di industri jamu sendiri, cabai jawa sudah diolah menjadi bahan campuran jamu sejak lama.
Berdasarkan catatan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, pemakaian cabai Jawa bisa dengan mengkonsumsi buahnya secara langsung. Namun, bisa juga digunakan melalui proses pengeringan hingga bisa juga berbentuk seduhan.
Cabai Jawa juga dinyatakan sebagai simplisia yang cukup aman dan tidak berbahaya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan cabai Jawa bisa dipakai sebagai simplisia atau bahan alami yang digunakan untuk obat yang belum mengalami perubahan proses apa pun.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun. Selain itu, cabai Jawa juga digunakan sebagai bahan yang telah dikeringkan.