Sri Mulyani
Sebagai bentuk protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina, negara Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Kanada kompak melakukan walk-out dari pertemuan G20.
Terkait hal ini Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani pun buka suara. Dirinya menjelaskan pertemuan itu dihadiri oleh negara-negara G20. Termasuk juga dengan Ukraina dan organisasi internasional serta regional.
Dirinya menyebutkan pertemuan diadakan dalam situasi yang menantang, yakni di tengah masih panasnya tensi geopolitik Rusia dan Ukraina. Di mana hal itu juga berdampak kepada negara lain di luar Eropa.
Dalam konferensi pers virtual pada Kamis (21/4/2022) Sri Mulyani mengatakan bahwa, “Anggota mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang krisis kemanusiaan, dampak ekonomi dan keuangan dari perang, dan menyerukan diakhirinya perang sesegera mungkin. Banyak anggota mengutuk perang sebagai tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan, dan pelanggaran hukum internasional.”
Baca Juga:
- Protes Kehadiran Rusia, Delegasi Barat Akan Walk Out di G20 Washington
- Sambut Delegasi G20, Ini Kisah Menarik di Balik Berdirinya Candi Prambanan
- Bicara dengan Jokowi, PM Kanada Trudeau Tolak Putin di G20
Diketahui pada pertemuan kali ini ketika delegasi Rusia berbicara pada pertemuan di Washington, perwakilan dari Inggris, AS, dan Kanada melakukan walk-out.
Sri Mulyani pun menanggapi hal tersebut dengan menjelaskan selama sesi konsultasi dan komunikasi sebelum pertemuan itu, Indonesia sebagai Presidensi G20 2022 memahami sejumlah skenarionya. Seperti bagaimana reaksi negara G7 akan merespon soal apa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
“Jadi, dalam hal ini tidak terlalu mengejutkan kita semua, terutama bagi kita sebagai ketua, dan menurut saya hal itu tidak menimbulkan masalah dalam pembahasan kita, yang juga berkaitan dengan substansi itu sendiri,” tuturnya.
“Menariknya meskipun ada kecaman keras mengenai perang di Ukraina oleh Rusia, tapi semua anggota sebenarnya menggaris bawahi perlunya kita untuk dapat terus mempertahankan kerjasama G20, dan pentingnya multikulturalisme,” imbuh Menteri Keuangan Indonesia tersebut.
Meskipun pada situasi saat ini terdapat pihak yang telah menggunakan istilah yang memprovokasi. Hal ini membuat situasi ekonomi semakin mencengkam, yang mana pandemi belum berakhir, pemulihan masih sangat rapuh, menghadapi gangguan rantai pasok, dan sekarang perang.
“Jadi dalam hal ini, menurut saya lebih menarik lagi semua anggota G20 melihat sebagai forum yang sangat penting sebagai kerjasama ekonomi utama, dan harus terus berkoordinasi dan berkolaborasi bersama,” jelasnya.
Dirinya memastikan tidak akan mengganggu atau menimbulkan masalah dalam diskusi yang berlangsung soal aksi walk out yang dilakukan negara barat. Sri Mulyani juga menilai dalam menyampaikan pendapatnya, aksi itu merupakan hal yang wajar diungkapkan selama pertemuan.