ilustrasi kue yahudi
Tidak seperti kue pada umumnya, kue yahudi berselimut rempah kapulaga yang menambah aroma khas pada kue yang hanya ada ketika bulan puasa tiba.
Setiap bulan Ramadan tiba, masyarakat Ambon selalu menyerbu kawasan Batu Merah, sebagai pusat jajanan takjil, untuk memburu aneka takjil dan panganan berbuka puasa.
Kawasan Batu Merah memang terkenal sebagai Kampung Kue. Di sana, bisa ditemui banyak jajanan tradisional yang kemunculannya hanya ada saat bulan puasa saja.
Misalnya, kue cara. Kue ini berisi ikan cakalang yang sudah dipotong kecil-kecil dan ditumis dengan campuran rempah dan juga bawang. Kue cara terbuat dari adonan tepung terigu yang dicairkan.
Tak hanya kue cara, ada juga kue ampas terigu yang mirip dengan roti. Bedanya, di dalam adonannya ada kelapa dan gula aren. Kemudian, ada jajanan talam sagu yang berbahan dasar sagu, gula merah, garam dan santan kelapa. Untuk topping biasanya digunakan biji kenari.
Lalu, ada kue yabu yang terbuat dari singkong parut, irisan kelapa parut, gula merah yang diiris tipis dan garam.
Namun, ada satu kue yang menjadi primadona sekaligus incaran masyarakat di Ambon untuk berbuka puasa. Yakni kue yahudi. Kue ini dipercaya sudah ada sejak 1985 dan dipopulerkan oleh keluarga Cokro yang menempati kawasan Batu Merah tersebut.
Akan tetapi, menurut penuturan masyarakat setempat, kue ini merupakan kue warisan dari salah satu keturunan Ambon-Arab disana, yakni Nur Bargeis. Kala ditanya soal nama, keluarga pembuatnya juga tidak pernah tahu alasan mengapa kue buatan mereka disebut orang-orang sebagai kue yahudi.
Sebenarnya, bentuk kue yahudi ini biasa saja dan menyerupai tart atau bolu. Warnanya kuning pucat berpadu dengan cokelat. Bahan baku pembuatan kue yahudi juga tidak ada yang istimewa, mirip dengan kue-kue lainnya.
Ada terigu, telur, mentega, gula, vanila, dan cokelat bubuk. Akan tetapi, pembedanya adalah terdapat pada kapulaga dan waktu pembuatannya yang bisa mencapai dua hari.
Kapulaga atau gardamu merupakan salah satu rempah paling populer di Maluku, selain buah pala. Berasal dari keluarga jahe-jahean (Zingiberaceae), terdapat dua jenis kapulaga yang tumbuh di Indonesia, yaitu kapulaga Jawa (Amomum cardamomum) dan kapulaga seberang atau kapulaga India (Elettaria cardamomum).
Rempah yang satu ini mengandung banyak mineral seperti mangan, kalsium, dan kalium. Kapulaga mengandung asiri dengan komponen utama sineol yang berkhasiat sebagai antidepresan atau penurun tekanan darah dan sebagai antiinflamasi atau penawar radang.
Penyakit halitosis atau bau mulut karena radang akibat gigi berlubang juga dapat diobati dengan kapulaga.
Baca Juga:
- Kue Padamaran, Si Hijau Khas Jambi yang Menggugah Selera di Bulan Puasa
- Geplak, Kue Khas Betawi yang Kini Mulai Langka dan Dirindukan
- Jadi Makanan Wajib saat Ramadan, Inilah 10 Kurma Favorit Orang Indonesia
Rempah-rempah menjadi alasan utama bangsa-bangsa Eropa untuk memasuki Nusantara. Mereka rela menempuh perjalanan laut berbulan-bulan melintasi ombak ganas samudra demi mendapatkan komoditas berharga kepulauan Nusantara, terutama dari Maluku. Mereka membeli rempah sebagai bahan baku pembuatan obat dan makanan serta kosmetik.
Pada pembuatan kue yahudi ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah menumbuk kapulaga hingga halus seperti tepung supaya bisa tercampur merata di dalam adonan kue.
Selain itu kapulaga berbentuk tepung ini berguna agar meresap dan menebarkan aroma khas pada setiap potongan kue yahudi.
Kapulaga yang digunakan jenis seberang karena ukurannya lebih besar dan aromanya jauh lebih kuat dari kapulaga Jawa.
Berbeda dengan adonan kue tart atau kue bolu, kue yahudi punya dua adonan, yaitu adonan utama dan adonan pendamping. Pada adonan utama atau babon, bahan bakunya terdiri dari tepung terigu, susu krim, mentega, telur, dan gula.
Kemudian dimasak bersama air matang di atas api kecil. Setelah itu adonan kemudian diinapkan selama semalam supaya makin kalis, yaitu tahapan saat adonan sudah diuleni dengan baik.
Untuk adonan kedua dibuat dari bahan baku telur, susu krim, gula, dan tepung terigu. Setelah adonan kedua terbentuk sempurna, campurkan adonan pertama yang telah diinapkan dan diaduk.
Perlahan, masukkan tepung kapulaga hingga tercampur rata di dalam kedua adonan yang sedang diaduk. Setelah semua bahan tercampur sempurna, siapkan loyang yang telah dilumuri mentega pada tepiannya dan masukkan adonan, lalu panggang di dalam oven dengan api kecil hingga matang.
Saat ini, kue yahudi telah diinovasi dengan pewarna alami daun suji agar tidak monoton kuning dan cokelat saja tetapi juga ada tambahan warna hijau.
Kue yahudi dengan aroma kapulaga yang nikmat dengan rasa manis serta tekstur lembut seperti puding dan legit juga bisa dinikmati di dalam loyang kecil yang dapat disantap oleh satu orang saja.
Saat berbuka puasa, kue yahudi nikmat disantap sambil ditemani secangkir teh manis hangat. Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dan tetap bangga dengan kuliner asli Indonesia.